Sahabat fillaah...
Dalam sebuah hadist Qudshi Allah swt berfirman :
”Wahai Keturunan Adam, Aku sakit dan kau tak menjenguk Ku, maka berkatalah keturunan Adam :
Wahai Allah, bagaimana aku menjenguk Mu sedangkan Engkau Rabbul ’Alamin?,
maka Allah menjawab : Bukankah kau tahu hamba Ku fulan sakit dan kau tak mau menjenguknya?, tahukah engkau bila kau menjenguknya maka akan kau temui Aku disisinya?”
(Shahih Muslim hadits no.2569)
Apakah kita bisa mensifatkan sakit kepada Allah tapi tidak seperti sakitnya kita ?
Berkata Imam Nawawi berkenaan hadits Qudsiy diatas dalam kitabnya yaitu Syarah Annawawiy alaa Shahih Muslim bahwa yang dimaksud sakit pada Allah adalah hamba Nya, dan kemuliaan serta kedekatan Nya pada hamba Nya itu,
”wa ma’na wajadtaniy indahu ya’niy wajadta tsawaabii wa karoomatii indahu”
dan makna ucapan : akan kau temui aku disisinya adalah akan kau temui pahalaku dan kedermawanan Ku dengan menjenguknya
(Syarh Nawawi ala shahih Muslim Juz 16 hal 125)
Salam ukhuwah Islamiyah
Dalam sebuah hadist Qudshi Allah swt berfirman :
”Wahai Keturunan Adam, Aku sakit dan kau tak menjenguk Ku, maka berkatalah keturunan Adam :
Wahai Allah, bagaimana aku menjenguk Mu sedangkan Engkau Rabbul ’Alamin?,
maka Allah menjawab : Bukankah kau tahu hamba Ku fulan sakit dan kau tak mau menjenguknya?, tahukah engkau bila kau menjenguknya maka akan kau temui Aku disisinya?”
(Shahih Muslim hadits no.2569)
Apakah kita bisa mensifatkan sakit kepada Allah tapi tidak seperti sakitnya kita ?
Berkata Imam Nawawi berkenaan hadits Qudsiy diatas dalam kitabnya yaitu Syarah Annawawiy alaa Shahih Muslim bahwa yang dimaksud sakit pada Allah adalah hamba Nya, dan kemuliaan serta kedekatan Nya pada hamba Nya itu,
”wa ma’na wajadtaniy indahu ya’niy wajadta tsawaabii wa karoomatii indahu”
dan makna ucapan : akan kau temui aku disisinya adalah akan kau temui pahalaku dan kedermawanan Ku dengan menjenguknya
(Syarh Nawawi ala shahih Muslim Juz 16 hal 125)
Salam ukhuwah Islamiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar